Review Drama Korea Mouse (2021)
Menjadikan Manusia dengan Gen Psikopat sebagai Tikus Percobaan
Judul : Mouse / Mauseu
Episode : 20 + 3 (Special Episodes)
Waktu
tayang : 3 Maret – 20 Mei 2021
Genre : Thriller, Crime, Sci-fi, Serial Killer,
Misteri, Action, Suspense
Jaringan : tvN (Korea), Internasional (iQIYI, Viu)
Penulis : Choi Ran
Sutradara : Choi Joon bae, Kang Cheol Woo
Pemain : Lee Seung Gi, Lee Hee Joon, Park Ju Hyun,
Kyung Soo Jin
“Apakah
sepanjang nonton drama ini kalian bertanya-tanya: gila tvN
kok bisa buat drama crime sebagus ini ya,
demi apa ini drama, wahh apa ini gila, dsb?”
Kalau
yang sudah nonton pasti sudah paham bagaimana keseruan Mouse dari episode per
episode sampai endingnya. Kalau yang masih on-going nontonnya atau belum nonton
sama sekali, ditonton dulu sampai selesai ya, baru gabung sama club kita-kita, ehehe…
Mouse menceritakan
tentang misteri kasus pembunuhan berantai. Kasus tersebut diawali dengan sebuah
kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Head Hunter. Pembunuh yang bisa ditangkap setelah membunuh satu
keluarga dan menyisakan satu anak mereka (Koo Mo-chi kecil) yang melihat wajahnya.
Saat itu, head hunter memiliki
seorang istri yang sedang hamil besar.
Daniel Lee, seorang
professor dan ilmuan yang menemukan cara untuk mengidentifikasi gen psikopat
yang dimiliki oleh janin seseorang. Keakuratan tes tersebut 99%, sedangkan 1%
nya bisa jadi adalah gen teratas yang disebut genius.
RUU aborsi terhadap janin yang memiliki gen psikopat tidak disahkan karena adanya kemungkinan 1% gen genius. Hal ini kemudian akan berdampak pada berbagai konflik di sepanjang episode drama ini.
Episode pertama Mouse menampilkan anak laki-laki yang
datang ke sebuah gereja dan anak laki-laki yang lebih muda saat meletakkan
tikus di kotak yang berisi ular. Siapa kedua anak itu, apakah mereka anak yang
sama atau berbeda. Akan terjawab di episode-episode akhir drama ini.
“Aku ingin bertanya, apakah kamu juga berpikir aku tampak berbeda. Mereka bilang ini bawaan lahirku. Mereka bilang aku terlahir berbeda.”
Kemudian, ambisi
seseorang untuk mewujudkan dunia yang damai tanpa ‘psikopat’ mendorongnya untuk
mendirikan organisasi hitam bernama OZ, juga menambah konflik drama ini semakin
tegang.
Plot twist dan satu demi
satu misteri yang masih belum terungkap di episode sebelumnya terjawab semua di
episode 20 dan episode spesial. Tidak hanya membuat para penonton puas, drama
ini juga mampu mengaduk-aduk emosi penontonya karena hubungan antar tokoh.
Hal-hal yang kita
sayangkan, seperti kematian Detektif Shin sesaat setelah ia tersenyum senang ketika
membeli pernak-pernik untuk putri kecilnya, kematian Sung Yo Han saat dia baru
mengetahui kebenaran tentang keluarganya, juga yang harus menunggu begitu lama
untuk bisa pulang pada keluarganya. Pada akhirnya berujung menenangkan.
Akhir dari drama ini
bukan sad ending, tapi juga tidak
bisa dibilang sepenuhnya happy ending.
Mungkin sebutan yang tepat adalah “memang sudah seharusnya seperti itu”. Karena
penulis membuat sebuah ending yang
adil (untuk tidak dikatakan bahagia) buat semua tokohnya.
“Apakah Tuhan melakukan itu untuk mengukumnya atau menyelamatkannya?”
Pertanyaan Koo Mo-chi itu
menjadi penutup episode 20 sebelum diputarkan original soundtrack Mouse part 3 yang berjudul A Rat In The Trap.
Satu lagi hal yang
menurut gue membuat drama ini menjadi makin anti-mainstream dan beda dari drama
serial killer lainnya. Mengingat
Korea adalah sebuah negara dengan mayoritas penduduk nggak beragama, penulis
justru membuat cerita dengan pesan ‘Ketuhanan’ yang kuat. Mouse berbeda dengan Save Me, drama thriller OCN yang mengambil tema sekte sesat, sehingga pesan
tentang Sang Pencipta di drama Mouse menjadi
suatu yang unik.
Di sini gue bicara
tentang bagaimana manusia yang sejak kecil merasa terlahir sebagai monster, berharap
agar bisa menjadi orang lain. Yang pada akhirnya, entah bagaimana takdir
membuat keinginan itu benar-benar terwujud dengan cara yang dipaparkan
sepanjang episode Mouse.
Padahal gue percaya,
seburuk-buruknya manusia, dia tetaplah manusia (bukannya monster).
Lalu
bagaimana dengan psikopat yang udah membunuh banyak orang? Jangan tanya pliss …
gue juga bingung kalau itu wkwk …
Tapi mungkin kita bisa
mengambil dari apa yang dikatakan Pastur Koo saat masih hidup dan Soo Ho eomma, kalau kita harus menjadi manusia yang memaafkan. Bukan untuk orang itu,
tapi untuk diri kita sendiri. Karena dengan memaafkan, kita bisa melanjutkan
hidup dengan lebih baik tanpa dibayangi masa lalu yang menyakitkan itu.
Sutradara drama series
ini mengatakan bahwa sang penulis, Choi Ran, mendapatkan inspirasi menulis Mouse dari kisah nyata. Mengetahui
adanya kesenjangan emosi antara psikopat dan korban (keluarga korban) ternyata
membuatnya bisa menciptakan tokoh psikopat yang akhirnya dapat merasakan emosi.
Mungkin beginilah kira-kira kalau seorang psikopat yang tidak bisa merasakan
emosi tiba-tiba bisa merasakan emosi. Mereka akan menyesal dan tersiksa di sisa
hidupnya, melebihi orang yang dihukum mati.
Btw, buat yang
bertanya-tanya kenapa tvN bisa membuat drama genre thriller begini bagusnya, ternyata tvN masih satu company groub dengan OCN, dibawah
naungan CJ E&M. Jadi nggak heran kalau tvN juga membuat drama dengan
kualitas sebagus ini. Meskipun secara kuantitas dan kualitas drama dengan genre
anti-mainsteam, series keluaran OCN
tetap nomor satu.
Selain sebongkah sisi dark yang ditawarkan, ternyata Mouse juga masih menyisakan sedikit
adegan kisseu-kisseu khas tvN, ehehe. Siapa yang nggak baper dengan
hubungan Ba-reum dan Bong-yi?! Kisah cinta mereka yang rasanya lebih tragic dari romance manapun yang pernah gue tonton, bisa melengkapi drama ini
secara keseluruhan sekaligus menambah kesan emosional di episode terakhir.
Di antara banyak deretan crime series Korea yang tayang tahun
ini, Mouse tentu saja menjadi salah
satu judul yang wajib ditonton. Ide cerita yang beda, plot yang menarik, twist
yang epic, moral value yang dalam, teka-teki yang seru untuk diikuti, hingga
emosi yang tersampaikan dengan baik. Akting para pemain juga tidak ada yang
terasa canggung meskipun ada perbedaan usia. Semua terasa tepat, sesuai
porsinya.
Selain berbagai kelebihan
drama Mouse yang udah gue sebutin, keberadaan
Lee Seung Gi sebagai aktor yang begitu terkenal di Korea dan kalangan penggemar
Internasional tentu membuat Mouse menjadi
perhatian penikmat drama Korea. Apalagi ini adalah comeback-nya seteah wamil. Di Korea sana, rating drama ini bahkan bisa
mengalahkan beberapa drama dari stasiun tv lain.
Meskipun drama genre thriller yang dikeluarkan tak sebanyak
OCN, ternyata tvN mampu mencetak rekor rating di Korea untuk genre ini. Mouse mungkin menempati thriller series dengan rating tertinggi ke-tiga tvN setelah Signal dan Lawless Lawyer. Cmiiw.
Di Indonesia, drama ini
pernah bertengger di trending twitter.
Tercatat sepanjang penayangannya, Mouse
selalu menempati urutan pertama atau kedua pencarian di iQIYI (Internasional)
dan hingga penayangan episode spesial usai, Mouse masih mampu menempati urutan
ke dua dalam pencarian (iQIYI, 26/05/21).
Rating: 8.7/10
(Disclaimer: rating di sini adalah penilai pribadi gue menurut selera dan keterbatasan gue sebagai manusia biasa)




Komentar
Posting Komentar